Ketum Pinsar: Konsumsi Ayam dan Telur Tingkatkan Imunitas

Ayam dan Telur
Ketua Umum Pinsar Singgih Januratmoko sekaligus anggota DPR RI Fraksi Golkar (kiri)

BANDUNG, DAERAHTERKINI.com – Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Singgih Januratmoko mengatakan, imunitas dari protein ayam dan telur penting agar tubuh tak mudah terinfeksi Covid-19. Hal ini sesuai dengan slogan yang diusung “Makan Ayam dan Telur Meningkatkan Imunitas” dalam perhelatan Rembuk Perunggasan Nasional VIII antara Pinsar dan Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan). Rembuk nasional dilaksanakan di Grand Ballroom Hotel Trans, Bandung, Selasa (2/3/2021).

Mengangkat tema “Perkuat Sinergitas Kolaborasi Antar Peternak dalam Mewujudkan Iklim Usaha Ayam Broiler yang Berdaulat, Adil, dan Sejahtera Bagi Semua”, juga dicanangkan gerakan mengkonsumsi ayam dan telur. Menurut Singgih, meningkatkan konsumsi juga berdampak bagi peternak, “Industri perunggasan itu menyerap 30 persen tenaga dan memutar ekonomi sebesar Rp450 triliun. Hal ini bisa menyebabkan kerawanan ekonomi dan sosial bila bisnis perunggasan terpukul,” ujar Singgih Januratmoko yang juga anggota DPR RI Fraksi Golkar.

Bacaan Lainnya
Konsumsi Protein Rakyat Indonesia

Sementara itu, acara yang dibuka oleh Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga, juga membahas berbagai program kerja dan mencari solusi para peternak nasional. “Acara ini penting untuk meningkatkan soliditas dan kemampuan dan ketahanan peternak dan pengusaha di bidang perunggasan. Di sini, harapannya negara bisa selalu hadir dan memberi dukungan para pelaku di bidang perunggasan,” ujar Wamendag Jerry Sambuaga.

Ia menegaskan, pemerintah akan menyerap aspirasi para peternak. Pasalnya, rakyat Indonesia masih kalah jauh tingkat konsumsi ayam dan telur yang merupakan sumber protein yang terjangkau. Apalagi pada saat pandemi, protein sangat dibutuhkan untuk meningkatkan imunitas.

Menurut data Statista pada 2019, rata-rata masyarakat Singapura mengkonsumsi daging ayam 34 kilogram per kapita per tahun, sementara Malaysia 24 kilogram per kapita pertahun, dan Indonesia hanya 12 kilogram per kapita per tahun. Menurut Jerry Sambuaga, rembuk nasional tersebut bisa mendorong peningkatan konsumsi nasional yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Gopan Herry Dermawan mengatakan empat pilar usaha peternakan belum bisa bekerja sama, “Selama ini empat pilar itu baru kerja bersama, belum bekerja sama,” ujarnya. Ia menyebut pabrik pakan bila bahan baku naik, serta merta menaikkan harga tanpa memikirkan peternak.

Sementara breeding farm, bila day old chicken (DOC) anak ayam naik, harganya dinaikkan tanpa peduli biaya produksi yang dikeluarkan peternak juga naik. Dari sisi peternak, bila bisa menekan harga DOC semurah-murahnya, juga melakukannya tak peduli breeding farm tutup, “Sementara bandar atau pedagang ayam bisa menekan harga semurah mungkin, ia juga lakukan,” imbuhnya.

Idealnya, mereka saling…

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *